“LARAKU’’
Biarknlah
semua perasaan ini perlahan beranjak pergi tuk meninggalkan kita yang masih
saja terperangkap dalam kekecewaan, kegundaan dan kehampaan yang kian membalut
hingga mampu membunuh kita secara perlahan, karena apapun yang terjadi, sebuah
realita akan kepedihan dan kepahitan hingga kesengsaraan yang terus bergaung
dalam lubuk hati kita. Sebuah realita yang menuntun perasaan semakin terasa
hambar dan jauh dari harapan, sebuah realita bawah perasaan telah pergi dan
membawah kita pada sebuah zaman yang berbeda, sebuah abad yang berbeda pula. Ternyata
kita telah diombang-ambingkan karena kekawatiran, kecemasan yang tak kunjung
redup pula. Seluruh pergumulan dari satu kekawatiran, sepuluh alasan, seribu
kebohongan, hingga sejuta tanya yang hanya hendak mengucilkan kita pada cinta. Disaat
itulah kita sadar bawah kita mash punya harapan, disaat itulah kita sadar bawah
semuanya hanyalah kenangan belaka. Waktu kian beranjak, dan meninggalkan kita
dalam kesengsaraan, waktu kian berdetup seolah-olah menyadarkan kita bawah
semuanya telah berlalu n biarkanlah harapan itu memudar seiringnya waktu. Waktu
membangunkan kita bawah kita sudah berada dalam arah, tujuan hingga dunia yang
berbeda pula. Terlalu cepat kita berlari menuju bintang yang kita impikan yang
tanpa kita sadari terxata kita telah dibohongi oleh seluruh impian tuk hidup
denganmu sang bintang. Kita merasa semakin terkutuk oleh sumpah dan janji
kita.kita telah didekap dalam kesenangan belaka, kita didekap oleh keinginan
kita yang terus menggerogti setiap hembusan nafas dan terus meracuni seluruh
arteri hingga kita mati dalam ketidakberdayaan tuk memperjuangkan satu rasa
sampai mati, cinta hingga maut memanggil kita kembali ke hadapan-NYA.